Badan Pangan Pertanian PBB atau FAO, memberikan pengakuan terhadap konsep minapadi yang dikembangkan di Dusun Cibluk, Margoluwih, Seyegan. FAO menyebut, minapadi merupakan inovasi sukses dari pertanian tradisional.
Sejak 2015 FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional dalam pertanian, melalui inovasi minapadi berbasis kluster di Sleman.
Bupati berharap, melalui program kalurahan inovatif ini turut memberikan andil dalam menekan angka stunting dan pengelolaan sampah di masing-masing kalurahan.
Lurah Margoluwih, Sunaryo, melaporkan terdapat beberapa inovasi yang telah disiapkan pihaknya, mulai dari bidang kesehatan, layanan administrasi kependudukan, sosial, pertanian, hingga pengelolaan sampah.
Sunaryo menjelaskan beberapa inovasi Kalurahan Margoluwih di antaranya, Jemput Bola Masyarakat Tata Bayar Pajak (Jempol Mata Baja), Tanam Jajar Legowo (Tajarwo), Keluarga Berduka Desa Beraksi (Lukadesi), Barak Tanpa Kumuh Indah dan Nyaman (Bartakum Iman), dan lain sebagainya.
Sunaryo menjelaskan beberapa inovasi Kalurahan Margoluwih di antaranya, Jemput Bola Masyarakat Tata Bayar Pajak (Jempol Mata Baja), Tanam Jajar Legowo (Tajarwo), Keluarga Berduka Desa Beraksi (Lukadesi), Barak Tanpa Kumuh Indah dan Nyaman (Bartakum Iman), dan lain sebagainya.
Sunaryo memaparkan beberapa inovasi yang ada di Desa Margoluwih antara lain pajak jemputan masyarakat (Jempol Baja), penanaman Jajar Legowo (Tajarwo), keluarga sedih di desa aksi (Lukadesi), barak asri dan nyaman tanpa kumuh (Bartakum Iman), dll.